CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 15 Januari 2014

BURUNG KEPODANG :)

Aktivitas Harian Burung Kepodang (Oriolus chinensis)
Dian Ika Pertiwi

ABSTRAK
Pengamatan tingkah laku burung dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan waktu tingkah laku harian yang dilakukan oleh burung Kepodang (Oriolus chinensis). Pengamatan dilakukan pada tanggal 1-2 Januari 2014 di kandang burung dekat rumah. Metode yang digunakan adalah one-zero. Alat yang digunakan adalah alat tulis, camera, kalkulator dan stopwatch. Dari hasil pengamatan ang dilakukan pada burung didapatkan bahwa frekuensi aktivitas  tingkah laku yang paling sering dilakukan oleh burung Kepodang adalah istirahat sebesar 30,84% kemudian makan sebesar 30,84%, bergerak sebesar 27,29% dan yang paling rendah adalah aktivitas minum sebesar 3,90%. Sedangkan persentase waktu yang diperlukan untuk Istirahat paling tinggi yaitu sebesar 55,71% kemudian untuk makan sebesar 26,62%, bergerak 17,555 dan minum 3,16%.
Kata Kunci : Kepodang (Oriolus chinensis), aktivitas harian
I.         PENDAULUAN
Burung Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung berkicau yang mempunyai bulu yang indah. Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga sering dipergunakan dalam tradisi ‘mitoni’ (tradisi tujuh bulan kehamilan). Konon, ibu hamil yang memakan daging burung Kepodang akan mendapatkan anak yang ganteng atau cantik jelita.
Burung Kepodang yang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah ini dikenal juga dengan sebutan manuk pitu wolu karena bunyinya yang nyaring mirip dengan ucapan pitu-wolu (tujuh delapan). Selain itu, burung ini juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang.
Masyarakat Sunda biasa menyebut burung Kepodang ini dengan sebutan Bincarung. Sedangkan beberapa daerah di Sumatera menyebutnya sebagai Gantialuh dan masyarakat di Sulawesi menyebutnya Gulalahe. Burung Kepodang ini dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Black Naped Oriole. Di Malaysia disebut burung Kunyit Besar. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), Burung Kepodang disebut Oriolus chinensis.
Ciri-ciri dan Kebiasaan. Burung Kepodang (Oriolus chinensis) berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Bulunya indah berwarna kuning keemasan sedang bagian kepala,sayap dan ekor ada sebagian bulu yang berwarna hitam.  Ciri khas burung Kepodang adalah terdapatnya garis hitam melewati mata dan tengkuk.
Iris mata burung Kepodang berwarna merah sedangkan paruhnya berwarna merah jambu dan kedua kakinya berwarna hitam. Burung Kepodang yang ditetapkan sebagai maskot (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah ini mempunyai siulan seperti bunyi alunan seruling dengan bunyi “liiuw, klii-lii-tii-liiuw” atau “u-dli-u”. Selain mempunyai ocehan yang sangat keras dan nyaring, Kepodang juga pandai menirukan suara burung Ciblek, Prenjak, Penthet bahkan suara burung Raja Udang.
Makanan utama Kepodang adalah buah-buahan seperti pisang dan papaya, serangga kecil dan biji-bijian dan sesekali memakan ulat bumbung dan ulat pisang. Burung Kepodang biasa hidup berpasangan. Burung betina biasanya membuat sarang dengan teliti pada ranting pohon.
Ketelitian burung Kepodang dalam membuat sarang yang indah dan tampilan burung yang selalu terlihat bersih dan rapi dengan bulu yang indah menawan membuat burung ini sering mendapat predikat sebagai burung pesolek.
Habitat, Persebaran, dan Konservasi. Habitat asli Burung Kepodang (Oriolus chinensis) adalah di daerah dataran tinggi. Namun burung ini dapat juga ditemui di hutan terbuka, hutan mangrove dan hutan pantai hingga ketinggian 1.600 m dpl.
Kepodang tersebar luas di mulai dari India, Bangladesh, Rusia, China, Korea, Taiwan, Laos, Myanmar, Kamboja, Thailand, Filipina, Malaysia, hingga Indonesia. Di Indonesia, burung berbulu indah ini dapat dijumpai di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Burung Kepodang (Oriolus chinensis), meskipun di beberapa tempat di Indonesia julai jarang ditemukan tetapi secara umum masih dikategorikan sebagai ‘Least Concern’ atau ‘Beresiko Rendah’ oleh IUCN Redlist. Artinya burung pesolek maskot provinsi Jawa Tengah ini masih dianggap belum terancam kepunahan.

II.      Metode Penelitian
2.1.   Tujuan:
     Untuk mengetahu frekuensi tingkah laku dan frekuensi waktu tingkah laku hewan

2.2.   Lokasi dan Waktu
Hari               : Rabu, 1 januari 2014 dan Kamis, 2 Januari 2014
Tempat          : Rumah
2.3.   Alat dan Bahan
Alat tulis, Camera, Kalkulator,  Stopwatch, Seekor burung Kapodang (Oriolus chinensis)

2.4.   Metode
Pengamatan ini dilakukan dengan metode one-zero yaitu pengamatan terus menerus dengan meberikan nilai satu (1) jika hewan melalukan aktivitas yang diamati dan nilai 0 jika sebaliknya. Pengamatan dilakukan selama 2 hari selama 10 jam setiap harinya

2.5.   Prosedur/Cara Kerja
1.              Pengamatan dimulai pada pukul 07.00-10.00 selama 2 hari
2.              Mempersiapkan alat tulis
3.              Mempersiapkan camera
4.             Membagi tingkah laku yang akan diamati yaitu makan, minum, istirahat (berdiri, bertengger dan duduk) dan bergerak/lokomosi (mebersihkan tubuh, jalan, terbang dan berjemur)
5.              Membuat tabel tingkah laku yang akan diamati dengan interval waktu setiap 1 jam selama 10 jam pengamatan
6.             Menghitung frekuensi masing-masing tingkah laku setiap interval 1 jam dimana dengan memberi nilai 1 jika tingkah laku tersebut muncul dan memberi nilai 0 jika tingkah laku yang diamati tidak muncul
7.             Menghitung waktu masing-masing tingkah laku dengan menghitung durasi burung tersebut dalam melakukan tingkah laku setiap interval 1 jam
8.              Merekam masing-masing tingkah laku yang dilakukan oleh burung tersebut
9.              Untuk hari kedua melakukan hal yang sama seperti pada hari ke-1





III.             Hasil dan pembahasan

Hari ke-1

Hewan
Jam
Makan
Minum
Istirahat
Bergerak
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Burung Kepodang
07.00-08.00
 x 100%
= 25%
 x 100%

=  3,85%



 x 100%

= 32,69 %




08.00-09.00
%

 = 18,72%







09.00-10.00




 
= 40%

 

= 82,77%



10.00-11.00






 
= 27,3%


11.00-12.00








12.00-13.00
      = 44,44%



 
= 0%





13.00-14.00








14.00-15.00








15.00-16.00








16.00-17.00








Jumlah
10 jam









Hari ke-2
Hewan
Jam
Makan
Minum
Istirahat
Bergerak
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Burung Kepodang
07.00-08.00








08.00-09.00








09.00-10.00








10.00-11.00








11.00-12.00








12.00-13.00








13.00-14.00








14.00-15.00








15.00-16.00








16.00-17.00








Jumlah
10 jam














Hewan
Jam
Makan
Minum
Istirahat
Bergerak
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Frekuensi
Waktu
Burung Kepodang
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
Jumlah
20 jam


1.    Aktivitas Makan
Aktivitas makan selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar 30,84% dari seluruh total tingkah laku yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 14.00-15.00 sebesar 46,15%. Hal ini dikarenakan pada saat menjelang siang burung Kepodang tersebut membutuhkan asupan nutrisi yang tinggi karena aktivitas yang cukup tinggi sudah dilakukan dipagi hari sehingga Kepodang memerlukan nutrisi lagi untuk akktivitas selanjutnya dan yang paling rendah pada pukul 09.00-10.00 sebesar 20,93%. Persentase waktu yang diperlukan burung tersebut untuk makan adalah rata-rata 26,62% dimana persentase waktu yang diperlukan untuk makan paling tinggi terjadi pada pukul 14.00-15.00 sebesar 39,97% dan yang paling rendah pada pukul 11.00-12.00 yaitu sebesar 15,16%. Makanan yang dimakan oleh burung kepodang tersebut di kandang adalah pelet dan buah pisang.
   2.      Aktivitas Minum 
         Aktivitas Minum selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar   3,90% dari seluruh total tingkah laku yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 10.00-11.00 sebesar 7,14% dan yang paling rendah pada pukul 12.00-15.00 dan 16.00-17.00 sebesar 0%. Persentase waktu yang diperlukan burung tersebut untuk minum adalah rata-rata 3,16% dimana persentase waktu yang diperlukan untuk minum paling tinggi terjadi pada pukul 08.00-09.00 sebesar 5,14% dan yang paling rendah pada pukul 12.00-15.00 dan 16.00-17.00 yaitu sebesar 0%. Aktivitas minum ini cenderung sangat rendah baik pada frekuensi maupun waktu yang diperlukannya sehingga menunjukkan indikasi bahwa burung Kepodang memang jarang sekali minum.
3.      Aktivitas Istirahat (berdiri, bertengger dan duduk)

Aktivitas Istirahat selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar 37,97% dari seluruh total tingkah laku yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 12.00-13.00 sebesar 51,22% . Hal ini diakibatkan memang pada saat siang hari adalah waktu yang paling cocok untuk burung Kepodang beristirahat sehingga pada jam tersebut ia banyak melakukan aktivitas harian istirahat dan yang paling rendah pada pukul 10.00-11.00 sebesar 30%. Persentase waktu yang diperlukan burung tersebut untuk istirahat adalah rata-rata 55,71% dimana persentase waktu yang diperlukan untuk istirahat paling tinggi terjadi pada pukul 12.00-13.00 sebesar 76,81% dan yang paling rendah pada pukul 07.00-08.00 yaitu sebesar 21,75%. Waktu yang diperlukanpun sangat tinggi karena burung Kepodang butuh waktu yang lama untuk beristirahat.
4.      Aktivitas Bergerak (Membersihkan tubuh, jalan, terbang dan berjemur)
Aktivitas Bergerak selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar 27,29% dari seluruh total tingkah laku yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 07.00-08.00 sebesar 38,08%. Hal ini dikarenakan saat pagi memang untuk hewan diurnal pasti aktivitas gerak paling banyak dilakukan dan yang paling rendah pada pukul 08.00-09.00 sebesar 19,70%. Persentase waktu yang diperlukan burung tersebut untuk istirahat adalah rata-rata 17,55% dimana persentase waktu yang diperlukan untuk istirahat paling tinggi terjadi pada pukul 07.00-08.00 sebesar 48,63% dan yang paling rendah pada pukul 12.00-13.00 yaitu sebesar 5,42%
Aktivitas tingkah laku yang paling sering dilakukan oleh burung tersebut adalah istirahat sebesar 30,84%. Burung Kepodang tersebut beristirahat yang artinga bertengger di ranting-ranting yang terdapat di kandangnya, juga terlihat burung Kepodang sesekali menutup matanya dan menaikkan satu kakinya untuk beristirahat. Kemudian makan sebesar 30,84%, makanan yang dimakan berupa pelet yang sudah tersedia dikandang dan buah pisang yang sengaja digantungkan diranting dalam kandang, burung Kepodang tersebut memakan kulit pisang utnuk membuka buah pisangnya lalu makan menggunakan paruhnya. Terlihat juga saat pengamatan burung kepodang memakan kayu kering. Bergerak sebesar 27,29%, burung Kepodang bergerak paling banyak dilakukan adalah membersihkan tubuhnya dan juga terbang, sesekali terlihat dia berjalan turun kebawah untuk minum karena tempat untuk minum memang terletak dibawah ranting dan yang paling rendah adalah aktivitas minum sebesar 3,90% saja.
Istirahat menjadi aktivitas yang paling tinggi dimungkinkan karena selain burung tersebut berada didalam kandang sehingga lebih sedikit beraktivitas karena ruang yang terbatas. Dan mungkin karena cuaca yang pada saat pengamatan memang pada saat musim hujan sehingga membuat burung tersebut yang diamati lebih banyak beristirahat.

Waktu yang diperlukan untuk Istirahat paling tinggi yaitu sebesar 55,71% menunjukkan bahwa burung Kepodang membutuhkan waktu yang lama untuk beristirahat kemudian untuk makan sebesar 26,62%, bergerak 17,555 dan minum 3,16%. Waktu yang diperlukan untuk beristirahat paling tinggi karena memang durasi pada saat istirahat sangat panjang ketika burung tersebut beristirahat untuk menyegarkan badannya. Waktu yang diperlukan untuk makan selama pengatamatan juga cukup tinggi, ini berkaitan dengan proses mengunyah dan lain sebagainya sehingga makanan dapat masuk kedalam tubuhnya.

I.         Kesimpulan

Frekuensi aktivitas  tingkah laku yang paling sering dilakukan oleh burung Kepodang adalah istirahat sebesar 30,84% kemudian makan sebesar 30,84%, bergerak sebesar 27,29% dan yang paling rendah adalah aktivitas minum sebesar 3,90%. Sedangkan persentase waktu yang diperlukan untuk Istirahat paling tinggi yaitu sebesar 55,71% kemudian untuk makan sebesar 26,62%, bergerak 17,555 dan minum 3,16%.

II.      Daftar Pustaka
Anonim.2012. Burung Kepodang [Online] .Tersedia:  http://dunia-burungcapture.blogspot.com/2012_05_01_archive.html. diakses pada tanggal 1 Januari 2014.

0 komentar:

Posting Komentar