Aktivitas
Harian Burung Kepodang (Oriolus chinensis)
Dian Ika Pertiwi
ABSTRAK
Pengamatan tingkah laku burung
dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan waktu tingkah laku harian yang
dilakukan oleh burung Kepodang (Oriolus
chinensis).
Pengamatan dilakukan pada tanggal 1-2 Januari 2014 di kandang burung dekat
rumah. Metode yang digunakan adalah one-zero. Alat yang digunakan adalah alat
tulis, camera, kalkulator dan stopwatch. Dari hasil pengamatan ang dilakukan
pada burung didapatkan bahwa frekuensi aktivitas tingkah laku yang paling sering dilakukan
oleh burung Kepodang adalah istirahat sebesar 30,84% kemudian makan sebesar
30,84%, bergerak sebesar 27,29% dan yang paling rendah adalah aktivitas minum
sebesar 3,90%. Sedangkan persentase waktu yang diperlukan untuk Istirahat
paling tinggi yaitu sebesar 55,71% kemudian untuk makan sebesar 26,62%,
bergerak 17,555 dan minum 3,16%.
Kata Kunci : Kepodang (Oriolus
chinensis), aktivitas harian
I.
PENDAULUAN
Burung
Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung berkicau yang mempunyai
bulu yang indah. Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya
Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas
provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga sering dipergunakan dalam tradisi
‘mitoni’ (tradisi tujuh bulan kehamilan). Konon, ibu hamil yang memakan daging
burung Kepodang akan mendapatkan anak yang ganteng atau cantik jelita.
Burung
Kepodang yang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah ini dikenal juga
dengan sebutan manuk pitu wolu karena bunyinya yang nyaring mirip dengan ucapan
pitu-wolu (tujuh delapan). Selain itu, burung ini juga terkenal sebagai burung
pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat
sarang.
Masyarakat
Sunda biasa menyebut burung Kepodang ini dengan sebutan Bincarung. Sedangkan
beberapa daerah di Sumatera menyebutnya sebagai Gantialuh dan masyarakat di
Sulawesi menyebutnya Gulalahe. Burung Kepodang ini dalam bahasa Inggris sering
disebut dengan Black Naped Oriole. Di Malaysia disebut burung Kunyit Besar.
Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), Burung Kepodang disebut Oriolus
chinensis.
Ciri-ciri
dan Kebiasaan. Burung Kepodang (Oriolus chinensis) berukuran relatif
sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Bulunya indah
berwarna kuning keemasan sedang bagian kepala,sayap dan ekor ada sebagian bulu
yang berwarna hitam. Ciri khas burung Kepodang adalah terdapatnya garis
hitam melewati mata dan tengkuk.
Iris mata
burung Kepodang berwarna merah sedangkan paruhnya berwarna merah jambu dan
kedua kakinya berwarna hitam. Burung Kepodang yang ditetapkan sebagai maskot
(fauna identitas) provinsi Jawa Tengah ini mempunyai siulan seperti bunyi
alunan seruling dengan bunyi “liiuw, klii-lii-tii-liiuw” atau “u-dli-u”. Selain
mempunyai ocehan yang sangat keras dan nyaring, Kepodang juga pandai menirukan
suara burung Ciblek, Prenjak, Penthet bahkan suara burung Raja Udang.
Makanan
utama Kepodang adalah buah-buahan seperti pisang dan papaya, serangga kecil dan
biji-bijian dan sesekali memakan ulat bumbung dan ulat pisang. Burung Kepodang
biasa hidup berpasangan. Burung betina biasanya membuat sarang dengan teliti
pada ranting pohon.
Ketelitian
burung Kepodang dalam membuat sarang yang indah dan tampilan burung yang selalu
terlihat bersih dan rapi dengan bulu yang indah menawan membuat burung ini
sering mendapat predikat sebagai burung pesolek.
Habitat,
Persebaran, dan Konservasi. Habitat asli Burung Kepodang (Oriolus chinensis)
adalah di daerah dataran tinggi. Namun burung ini dapat juga ditemui di hutan
terbuka, hutan mangrove dan hutan pantai hingga ketinggian 1.600 m dpl.
Kepodang
tersebar luas di mulai dari India, Bangladesh, Rusia, China, Korea, Taiwan,
Laos, Myanmar, Kamboja, Thailand, Filipina, Malaysia, hingga Indonesia. Di
Indonesia, burung berbulu indah ini dapat dijumpai di pulau Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Burung
Kepodang (Oriolus chinensis), meskipun di beberapa tempat di Indonesia
julai jarang ditemukan tetapi secara umum masih dikategorikan sebagai ‘Least
Concern’ atau ‘Beresiko Rendah’ oleh IUCN Redlist. Artinya burung pesolek
maskot provinsi Jawa Tengah ini masih dianggap belum terancam kepunahan.
II.
Metode Penelitian
2.1. Tujuan:
Untuk mengetahu frekuensi tingkah laku dan
frekuensi waktu tingkah laku hewan
2.2. Lokasi dan Waktu
Hari :
Rabu, 1 januari 2014 dan Kamis, 2 Januari 2014
Tempat : Rumah
2.3. Alat dan Bahan
Alat tulis, Camera, Kalkulator, Stopwatch, Seekor burung Kapodang (Oriolus
chinensis)
2.4.
Metode
Pengamatan ini dilakukan dengan metode
one-zero yaitu pengamatan terus menerus dengan meberikan nilai satu (1) jika
hewan melalukan aktivitas yang diamati dan nilai 0 jika sebaliknya. Pengamatan
dilakukan selama 2 hari selama 10 jam setiap harinya
2.5.
Prosedur/Cara Kerja
1.
Pengamatan dimulai pada pukul
07.00-10.00 selama 2 hari
2.
Mempersiapkan alat tulis
3.
Mempersiapkan camera
4.
Membagi tingkah laku yang akan diamati
yaitu makan, minum, istirahat (berdiri, bertengger dan duduk) dan
bergerak/lokomosi (mebersihkan tubuh, jalan, terbang dan berjemur)
5.
Membuat tabel tingkah laku yang akan
diamati dengan interval waktu setiap 1 jam selama 10 jam pengamatan
6.
Menghitung frekuensi masing-masing
tingkah laku setiap interval 1 jam dimana dengan memberi nilai 1 jika tingkah
laku tersebut muncul dan memberi nilai 0 jika tingkah laku yang diamati tidak
muncul
7.
Menghitung waktu masing-masing tingkah
laku dengan menghitung durasi burung tersebut dalam melakukan tingkah laku
setiap interval 1 jam
8.
Merekam masing-masing tingkah laku yang
dilakukan oleh burung tersebut
9.
Untuk hari kedua melakukan hal yang sama
seperti pada hari ke-1
III.
Hasil dan pembahasan
Hari
ke-1
Hewan
|
Jam
|
Makan
|
Minum
|
Istirahat
|
Bergerak
|
||||
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
||
Burung Kepodang
|
07.00-08.00
|
x 100%
= 25%
|
|
x 100%
=
3,85%
|
|
x 100%
= 32,69 %
|
|
|
|
08.00-09.00
|
%
|
= 18,72%
|
|
|
|
|
|
|
|
09.00-10.00
|
|
|
|
|
= 40%
|
= 82,77%
|
|
|
|
10.00-11.00
|
|
|
|
|
|
|
= 27,3%
|
|
|
11.00-12.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12.00-13.00
|
= 44,44%
|
|
|
= 0%
|
|
|
|
|
|
13.00-14.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14.00-15.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15.00-16.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16.00-17.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
10 jam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hari ke-2
Hewan
|
Jam
|
Makan
|
Minum
|
Istirahat
|
Bergerak
|
||||
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
||
Burung Kepodang
|
07.00-08.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
08.00-09.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
09.00-10.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10.00-11.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11.00-12.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12.00-13.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13.00-14.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14.00-15.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15.00-16.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16.00-17.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
10 jam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Hewan
|
Jam
|
Makan
|
Minum
|
Istirahat
|
Bergerak
|
||||
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
Frekuensi
|
Waktu
|
||
Burung Kepodang
|
07.00-08.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
08.00-09.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
09.00-10.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10.00-11.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11.00-12.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12.00-13.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13.00-14.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14.00-15.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15.00-16.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16.00-17.00
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
20 jam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
Aktivitas
Makan
Aktivitas
makan selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar 30,84% dari seluruh total tingkah laku
yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 14.00-15.00 sebesar 46,15%. Hal ini dikarenakan pada saat
menjelang siang burung Kepodang tersebut membutuhkan asupan nutrisi yang tinggi
karena aktivitas yang cukup tinggi sudah dilakukan dipagi hari sehingga
Kepodang memerlukan nutrisi lagi untuk akktivitas selanjutnya dan yang paling
rendah pada pukul 09.00-10.00 sebesar
20,93%. Persentase waktu yang
diperlukan burung tersebut untuk makan adalah rata-rata 26,62% dimana persentase waktu yang diperlukan untuk makan paling
tinggi terjadi pada pukul 14.00-15.00
sebesar 39,97% dan yang paling
rendah pada pukul 11.00-12.00 yaitu
sebesar 15,16%. Makanan yang dimakan
oleh burung kepodang tersebut di kandang adalah pelet dan buah pisang.
2.
Aktivitas
Minum Aktivitas Minum selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar 3,90% dari seluruh total tingkah laku yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 10.00-11.00 sebesar 7,14% dan yang paling rendah pada pukul 12.00-15.00 dan 16.00-17.00 sebesar 0%. Persentase waktu yang diperlukan burung tersebut untuk minum adalah rata-rata 3,16% dimana persentase waktu yang diperlukan untuk minum paling tinggi terjadi pada pukul 08.00-09.00 sebesar 5,14% dan yang paling rendah pada pukul 12.00-15.00 dan 16.00-17.00 yaitu sebesar 0%. Aktivitas minum ini cenderung sangat rendah baik pada frekuensi maupun waktu yang diperlukannya sehingga menunjukkan indikasi bahwa burung Kepodang memang jarang sekali minum.
3.
Aktivitas
Istirahat (berdiri, bertengger dan duduk)
Aktivitas
Istirahat selama pengamatan 2 hari memiliki persentase frekuensi rata-rata
sebesar 37,97% dari seluruh total
tingkah laku yang dilakukan dimana persentase frekuensi paling tinggi pada
pukul 12.00-13.00 sebesar 51,22% . Hal ini diakibatkan memang
pada saat siang hari adalah waktu yang paling cocok untuk burung Kepodang
beristirahat sehingga pada jam tersebut ia banyak melakukan aktivitas harian
istirahat dan yang paling rendah pada pukul 10.00-11.00
sebesar 30%. Persentase waktu yang
diperlukan burung tersebut untuk istirahat adalah rata-rata 55,71% dimana persentase waktu yang
diperlukan untuk istirahat paling tinggi terjadi pada pukul 12.00-13.00 sebesar 76,81% dan yang paling rendah pada
pukul 07.00-08.00 yaitu sebesar 21,75%. Waktu yang diperlukanpun sangat
tinggi karena burung Kepodang butuh waktu yang lama untuk beristirahat.
4.
Aktivitas
Bergerak (Membersihkan tubuh, jalan, terbang dan berjemur)
Aktivitas Bergerak selama pengamatan 2
hari memiliki persentase frekuensi rata-rata sebesar 27,29% dari seluruh total tingkah laku yang dilakukan dimana
persentase frekuensi paling tinggi pada pukul 07.00-08.00 sebesar 38,08%.
Hal ini dikarenakan saat pagi memang untuk hewan diurnal pasti aktivitas gerak
paling banyak dilakukan dan yang paling rendah pada pukul 08.00-09.00 sebesar 19,70%.
Persentase waktu yang diperlukan burung tersebut untuk istirahat adalah
rata-rata 17,55% dimana persentase
waktu yang diperlukan untuk istirahat paling tinggi terjadi pada pukul 07.00-08.00 sebesar 48,63% dan yang paling rendah pada
pukul 12.00-13.00 yaitu sebesar 5,42%
Aktivitas
tingkah laku yang paling sering dilakukan oleh burung tersebut adalah istirahat
sebesar 30,84%. Burung Kepodang tersebut beristirahat yang artinga bertengger
di ranting-ranting yang terdapat di kandangnya, juga terlihat burung Kepodang
sesekali menutup matanya dan menaikkan satu kakinya untuk beristirahat. Kemudian
makan sebesar 30,84%, makanan yang dimakan berupa pelet yang sudah tersedia
dikandang dan buah pisang yang sengaja digantungkan diranting dalam kandang,
burung Kepodang tersebut memakan kulit pisang utnuk membuka buah pisangnya lalu
makan menggunakan paruhnya. Terlihat juga saat pengamatan burung kepodang
memakan kayu kering. Bergerak sebesar 27,29%, burung Kepodang bergerak paling
banyak dilakukan adalah membersihkan tubuhnya dan juga terbang, sesekali
terlihat dia berjalan turun kebawah untuk minum karena tempat untuk minum
memang terletak dibawah ranting dan yang paling rendah adalah aktivitas minum
sebesar 3,90% saja.
Istirahat
menjadi aktivitas yang paling tinggi dimungkinkan karena selain burung tersebut
berada didalam kandang sehingga lebih sedikit beraktivitas karena ruang yang
terbatas. Dan mungkin karena cuaca yang pada saat pengamatan memang pada saat
musim hujan sehingga membuat burung tersebut yang diamati lebih banyak
beristirahat.
Waktu yang diperlukan
untuk Istirahat paling tinggi yaitu sebesar 55,71% menunjukkan bahwa burung
Kepodang membutuhkan waktu yang lama untuk beristirahat kemudian untuk makan
sebesar 26,62%, bergerak 17,555 dan minum 3,16%. Waktu yang diperlukan untuk
beristirahat paling tinggi karena memang durasi pada saat istirahat sangat
panjang ketika burung tersebut beristirahat untuk menyegarkan badannya. Waktu
yang diperlukan untuk makan selama pengatamatan juga cukup tinggi, ini
berkaitan dengan proses mengunyah dan lain sebagainya sehingga makanan dapat
masuk kedalam tubuhnya.
I.
Kesimpulan
Frekuensi aktivitas tingkah laku yang paling sering dilakukan
oleh burung Kepodang adalah istirahat sebesar 30,84% kemudian makan sebesar
30,84%, bergerak sebesar 27,29% dan yang paling rendah adalah aktivitas minum
sebesar 3,90%. Sedangkan persentase waktu yang diperlukan untuk Istirahat
paling tinggi yaitu sebesar 55,71% kemudian untuk makan sebesar 26,62%,
bergerak 17,555 dan minum 3,16%.
II.
Daftar
Pustaka
Anonim.2012.
Burung Kepodang [Online] .Tersedia: http://dunia-burungcapture.blogspot.com/2012_05_01_archive.html.
diakses pada tanggal 1 Januari 2014.
0 komentar:
Posting Komentar