CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 18 Januari 2014

SISTEM INDERA (MATA)



A.           Pendahuluan
a.    Latar Belakang
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.

b.   Tujuan


B.            Isi Pembahasan
1.      Pembagian Bola Mata Secara Umum
         Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.












         


Struktur mata

https://lh3.googleusercontent.com/-F6Uv1zUJl3E/TYKcK825YtI/AAAAAAAAAF0/qlwvj6214-I/s320/STRUKTUR+MATA.jpg






Retina,choroid dan sclera

















              


        Gambar 1  menunjukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :
a.    Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata.
b.    Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
c.    muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas
d.   muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah.
e.    Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya.
f.    Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor.
g.    Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
h.   Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
i.     Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut.
j.     Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata.
k.   Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata.
l.     Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata.
        Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4 masa embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu
1)   Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik
2)   Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur pelengkap di bagian depan mata.
3)   Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur yang berkaitan dengan orbita.
2.      Lapisan-Lapisan Penyusun Bola Mata
   
     
        Dinding bola mata disusun oleh lapisan dari luar ke dalam, yaitu Tunika Fibrosa, Tunika Vaskularis, dan Tunika Neuralis.
a.      TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA)
Tunika fibrosa merupakan lapisan luar bola mata terdiri atas sklera dan kornea dan membentuk sebuah kapsula fibroelastik yang kokoh penyokong bola mata. Lapisan fibrosa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sclera dan kornea. Sklera merupakan bagian yang putih melingkupi lima-perenam bagian bola mata dan terletak di sebelah belakang, sementara kornea merupakan bagian yang jernih dan transparan melingkupi seperenam depan bola mata. Tempat sambungan sklera dan kornea dikenal dengan nama limbus.
1)     SKLERA
Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak mengandung pembuluh darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang diselang-selingi oleh jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini membentuk struktur bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal dari humor akwaeus yang terletak di sebelah depan lensa dan badan vitreus yang terletak di belakang lensa. Di bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat saraf optik pada lamina kribrosa . Sklera mengandung pembuluh darah terutama pada limbus (tempat pertautan sklera dan kornea).
Penampang melintang bola mata yang memperlihatkan sclera

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBnmf0J45IHfK2Qu_xVcX2mkeWj6aroxPw18HiZ_qwDJrySK5C81t2427uBWUFqB1cc84zvjpq7C8iUNAbzX74DuUQDtshE2FbOIqYersmYcmDFgOFYM2PiafokcyjaqZAoVAq59a0YMY/s320/eye_compress_ed.png






2)     KORNEA

Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea berasal dari penonjolan tunika fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara histologik kornea terdiri atas 5 lapisan yaitu:
a)   Epitel kornea merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar yang langsung kontak dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel kornea ini mengandung  banyak ujung- ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang terletak di permukaan cepat menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel yang terletak di bawahnya yang bermigrasi  dengan cepat.
b)   Membran Bowman merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel tersusun dari serat kolagen  tipe 1.
c)   Stroma kornea merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel kolagen. Sel-sel fibroblas terletak di antara serat-serat kolagen.
d)  Membran Descemet merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-serat kolagen.
e)   Endotel kornea merupakan lapisan kornea yang paling dalam tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa protein yang mungkin diperlukan untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa natrium yang akan mengeluarkan  kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel sehingga stroma tetap dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea. Kornea bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor akweus di bagian tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan     kelebihan cairan di stroma.
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTCEoqcAaj1sJ6WrH7uof5REhy7PncEY5i9qxOAbaNB30Ie12UEh8JS1_-PbEROUb4wgRbBv30DayFbccf2QkZIkPfqZFRZXohSZXu-n8lcdBMlBOrtzu0CyCUWyG8ujVdB4UUZUBiPbQ/s320/kornea_scan.jpg




Lapisan – lapisan penyusun kornea
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhs1MC7QW9_zym1JkrdDIy4yZhCFVKor6jWk7V0A8FHEkN6Lv4w-xaSjNrgr0ooX6DqwBneA1nVXicg4x4m4EAMUE-k_gYcSKIZAwWUYL6ZaV-Bw5UqzcN66-W2yh6K1S_IxbeD8NeleU/s320/kornea.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiel7UCDBQlnALIzDvWuuWOQ8VZa6ACPNKcraBvnepvQ65e79_foPxA4MNoajl50LKkO6qSzcM-QkR6j0Q1I-VTGpWXQO32OfXktOghI8jy1BnXBtv4MhYW54RZ71wPwzP_o7UBZ55K92k/s320/cornea.jpg

3)     LIMBUS

Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera. Pada tempat ini terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan kornea dan sklera. Bagian luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan epitel berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya. Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan kornea. Stroma ini tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di bagian dalam stroma ini membentuk taji sklera (scleral spur). Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula (trabecula sheet) dengan jalinan ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang trabekula (trabecular spaces/ space of Fontana).  Di atas trabekula terdapat suatu saluran lebar dan panjang disebut kanal Schlemm.



 












Lapisan penyusun limbus


4)   KANAL SCHLEMM

 Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata tepat anterior dan eksternal skleral spur. Di sebelah luar dibatasi oleh jaringan sklera dan di dalam oleh lapisan jaringan trabekula yang lebih dalam. Lumen kanal ini di batasi oleh selapis sel endotel. Kanal ini akan meneruskan diri ke dalam pleksus sklera dan akhirnya bermuara pada pleksus vena sklera. Di bagian posterior taji sklera, pada korpus siliaris terdapat otot polos, muskulus siliaris yang berfungsi untuk mengatur akomodasi mata.

b.     TUNIKA VASKULOSA / UVEA (L.uva=anggur)
Tunika Vaskulosa merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas khoroid, badan siliaris dan iris. Tunika vaskulosa terdiri atas 3 bagian yaitu khoroid, badan siliaris dan iris.
1)     Khoroid (choroid)
Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel pigmen sehingga tampak bewarna hitam. Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas 4 lapisan yaitu:
a)   Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen dan elastin.
b)   Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari pembuluh darah dan melanosit.
c)   Lapisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler, jaring0-jaring halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler-kapiler ini berasal dari arteri khoroidalis  Pleksus ini mensuplai nutrisi untuk bagian luar retina.
d)  Lamina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel pigmen retina. Lapisan ini tersusun dari jarring-jaring elastik padat dan suatu lapisan dalam lamina basal yang homogen.


2)   Badan Siliaris (Korpus siliaris)
Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat elastin, pembuluh darah dan melanosit. Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek seperti jari yang dikenal sebagai prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang-benang fibrillin yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.
Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid . Lapisan luar kaya akan pigmen dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan ini akan mengeluarkan cairan filtrasi plasma yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang (kamera okuli posterior).
Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli posterior) ke bilik mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris dan lensa), lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya masuk ke dalam kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke pleksus sklera dan akhirnya bermuara ke sistem vena.
Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai muskulus siliaris. Satu berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga membuka kanal Schlemm untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang menempel pada skleral spur berfungsi untuk mengurangi tekanan pada zonula Zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan konveks. Fungsi ini disebut akomodasi.
Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh peningkatan tekanan intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan penyaluran humor akweus dari bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat menyebabkan kebutaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgivTgGP4oar0ykahHEvBBB3fMFA_kz-iWeIFhI1U5PAwt_Bbsej1KDYe1XvwHzl2-Rdn4Uo9Qa-9Mp2bC6_TgJjyt6kEsDp_UycXmDQgP7gbY8Sy2Rxa4U5SNmuWBwBe1HJ3VAC80dbtQ/s320/fovea.jpg

3)   Iris (Iris, pelangi)

Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan kanan dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil).

Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Permukaan depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior) berbentuk tak teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel-sel fibroblas. Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel yang menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung banyak sel-sel pigmen yang akan mencegah cahaya melintas melewati iris. Dengan demikian cahaya akan terfokus masuk melalui pupil.

Pada iris terdapat 2 jenis otot polos (Gb-8) yaitu otot dilatator pupil dan otot sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan merubah diameter pupil. Otot dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil, sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis (N. III) akan memperkecil diameter pupil.

Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan mempengaruhi warna mata. Bila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam, sebaliknya bila melanosit sedikit mata tampak bewarna biru.

Variety in colour





Epitel iris



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjipP8VRWMjni5wW8EQQP6O2DDel9owdaXPtproh2HPjHKAQTMf1I5fYc4l1sO0WuPQ0msm9Wz498tAYP3q9WE3BHRHfJ-E1IjQtHm1z7vgVCaXACkjKcRIzGhLWXld3TLhsiSR3Dkfzzg/s320/iris.jpg
 












4)   Lensa Mata

Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-serat kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak. Epitel subkapsul hanya terdapat pada permukaan anterior lensa tepat di bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid. Di sebelah dalam dari epitel

 

subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan protein lensa kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index refraksi lensa.

Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa diperoleh dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel, tetapi dapat ditembus cahaya dengan mudah.

Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melihat. Keadaan ini dikenal sebagai katarak. Kondisi mungkin disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain dan keterpaparan sinar ultra violet secara berlebihan. Di samping itu pada orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang disebabkan karena menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai akibatnya lensa tidak dapat mencembung guna memfokuskan bayangan benda secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemakaian kaca mata.

Lensa digantung ke korpus siliaris oleh penggantung lensa yang dikenal sebagai zonula Zinii.


Lapisan penyusun lensa





5)   Korpus Vitreus

Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus (ruang antara lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya oleh air (99%) dan mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan retina. Di tengah korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran yang berisi cairan dikenal sebagai kanal hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.
vitreous

6)   Ruang-ruang mata

Ada 2 ruang mata yaitu kamera okuli anterior dan posterior.

Kamera okuli anterior merupakan suatu ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi belakang kornea dan di sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan depan badan siliar. Batas lateralnya adalah sudut iris atau limbus yang ditempati oleh trabekula yang merupakan tempat penyaluran humor akweus ke kanal schlemm.

Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh iris dan disebelah belakang oleh permukaan depan lensa dan zonula Zinii serta diperifer oleh prosessus siliaris.

Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus, yaitu suatu cairan encer yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi dari kapiler dalam prosessus siliaris. Cairan ini mengandung materi yang dapat berdifusi dari plasma darah, tetapi mengandung kadar protein yang rendah. Humor akweus disekresi secara kontinu ke dalam kamera okuli posterior, mengalir ke ruang kamera okuli anterior melalui pupil dan disalurkan melalui jaringan trabekula ke dalam kanal Schlemm. Dalam kondisi normal jumlah cairan yang disekresi dan dikeluarkan berimbang sehingga tekanan di dalam ruang mata ini berkisar kira-kira 23 mmHg. Bila terjadi sumbatan dalam pengeluaran cairan sementara sekresi berlangsung terus, maka tekanan dalam bola mata akan meningkat. Keadaan ini disebut glaukoma dan dapat mengakibatkan kerusakan retina dan kebutaan bila dibiarkan.


c.      TUNIKA NEURALIS (RETINA)
Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel-sel fotoreseptor yaitu sel-sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari cangkir optik (optic cup), suatu struktur berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses invaginasi (penonjolan ke arah dalam) gelembung optik primer (primary optic vesicle). Gelembung optik primer ini berkembang dari penonjolan keluar prosencephalon (otak depan). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik (optic cup) berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf retina (neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.
Lempeng optik (optik disk) yang terletak di dinding belakang bola mata merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini akan bertumpuk membentuk suatu tonjolan yang disebut papila nervus optikus. Daerah ini tidak mengandung sel-sel fotoreseptor, tidak peka terhadap cahaya, sehingga di sebut juga sebagai bintik buta (blind spot).
Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada umumnya arteri sentralis merupakan satu-satunya arteri bagi retina. Sumbatan pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap. Pada beberapa individu sebagian kebutuhan darah untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis pada individu ini mengakibatkan kehilangan penglihatan perifer, karena makula tak terganggu.
Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu traktus sistem saraf pusat antara sel ganglion retina dan otak tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke posterior ke kiasma optikus dan mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf bermielin yang disokong oleh neuroglia (astrosit) dan bukan endoneurium. Selaput otak dan ruang subarakhnoid melanjutkan diri dari otak sebagai sarung pembungkus saraf optik. Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah berpigmen kuning yang dikenal sebagai Makula lutea (bintik kuning). Bagian tengah makula lutea dikenal sebagai fovea sentralis yang merupakan daerah penglihatan yang paling peka. Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal berbentuk bulat terletak 4 mm ke arah temporal dari lempeng optik dan sekitar 0,8 mm di bawah meridian meridian horizontal. Cekungan ini disebabkan tidak adanya lapisan dalam retina, pada retina di daerah ini. Sel penglihat pada lantai fovea terdiri dari hanya kerucut yang tersusun rapat dan berukuran lebih panjang di bandingkan dengan yang dibagian perifer retina. Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian posterior hingga ora serrata di anterior.


Pada irisan histologik terdapat 10 lapisan retina dari luar ke dalam yaitu:
1)     Epitel pigmen
Epitel pigmen adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke arah ora serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel berbentuk kuboid dengan sitoplasmanya kaya akan butir-butir melanin. Fungsi epitel pigmen adalah
a)   Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.
b)   Berperan dalam nutrisi fotoreseptor.
c)   Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A.
d)   Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin         

2)     Lapisan batang dan kerucut
Lapisan batang dan kerucut mengandung 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang dan sel kerucut  yang merupakan modifikasi sel saraf. Lapisan ini mengandung badan sel batang dan kerucut.
a)      Sel batang
      Sel batang merupakan sel khusus yang ramping dengan segmen luar berbentuk silindris dengan panjang 28 mikrometer mengandung fotopigmen rhodopsin dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih panjang yaitu sekitar 32 mikrometer. Keduanya mempunyai ketebalan 1,5 mikrometer.
      Inti selnya terletak di dalam lapisan inti luar. Ujung segmen luar tertanam dalam epitel pigmen. Segmen luar dan dalam dihubungkan oleh suatu leher yang sempit. Dengan mikroskop electron segmen luar tampak mengandung banyak lamel-lamel membran dengan diameter yang seragam dan tersusun seperti tumpukan kue dadar.
      Sel batang ini di sebelah dalam membentuk suatu simpul akhir yang mengecil pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar yang disebut sferul batang (rod spherule). Sel batang yang hanya teraktivasi dalam keadaan cahaya redup (dim light) sangat sensitive terhadap cahaya.
      Sel ini dapat menghasilkan suatu sinyal dari satu photon cahaya. Tetapi sel ini tidak dapat menghasilkan sinyal dalam cahaya terang (bright light) dan juga tidak peka terhadap warna.
      Cahaya yang masuk ke dalam retina diserap oleh rhodopsin, suatu  protein yang tersusun dari opsin (protein transmembran) yang terikat pada aldehida vitamin A. Penyerapan cahaya ini akan menyebabkan isomerisasi rhodopsin dan memisahkan opsin dari ikatannya dengan aldehida vitamin A menjadi opsin bentuk aktif. Opsin bentuk aktif kemudian memfasilitasi pengikatan guanosin triphosphate (GTP) dengan protein transducin.
      Kompleks GTP-transducin ini kemudian mengaktifkan ensim cyclic guanosin monophosphate phosphodiesterase suatu ensim yang berperan dalam pembentukan senyawaan cyclic guanosin monophosphate (cGMP). Siklik guanosin monophosphate (cGMP) ini berperan dalam pembukaan kanal natrium di dalam plasmalema sel batang dan menyebabkan masuknya natrium dari segmen luar sel batang menuju ke segmen dalam sel batang. Keadaan ini akan menyebabkan hiperpolarisasi di segmen dalam sel batang dan merangsang dilepaskannya neurotransmitter dari sel batang menuju ke sel bipolar. Oleh sel bipolar rangsang kimiawi ini dirubah menjadi impuls listrik yang akan diteruskan menuju ke sel ganglion untuk selanjutnya dikirim ke otak.
b)      Sel kerucut
Sel kerucut mempunyai struktur yang mirip dengan sel batang tetapi segmen luar yang mengecil dan membesar ke arah segmen dalam, sehingga berbentuk seperti botol. Inti sel kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel batang. Sel kerucut di sebelah dalam melebar pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar membentuk kaki kerucut (cone pedicle). Sel kerucut teraktivasi dengan cahaya terang (bright light) dan menghasilkan aktivitas visual yang lebih besar di bandingkan sel batang. Sel kerucut merupakan sel fotoreseptor yang peka terhadap warna. Ada 3 jenis sel kerucut yang masing-masing mengandung pigmen iodopsin yang berbeda. Setiap jenis iodopsin mempunyai sensitivitas tertentu terhadap warna merah, biru dan hijau.

3)     Membran limitans luar
Membran limitas luar merupakan rangkaian kompleks tautan antara sel batang, sel kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop cahaya tampak sebagai garis.     

4)     Lapisan inti luar
Lapisan inti luar merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel batang dan kerucut bersama badan selnya.

5)     Lapisan pleksiform luar
Lapisan pleksiform luar dibentuk oleh akson sel batang dan kerucut bersama dendrit sel bipolar dan sel horizontal yang saling bersinaps.

6)     Lapisan inti dalam
Lapisan inti dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel Muller.
Sel bipolar dapat mempunyai dendrit yang panjang atau pendek. Aksonnya lurus dan berjalan vertikal ke dalam lapisan pleksiform dalam disini berhubungan dengan dendrit sel ganglion.
Sel horizontal mempunyai badan sel yang lebih besar daripada sel bipolar. Dendritnya berakhir dalam keranjang berbentuk cangkir disekeliling sejumlah besar kaki kerucut.
Sel amakrin terletak pada baris kedua atau ketiga sebelah dalam lapisan inti dalam. Bentuknya seperti buah pir dengan sebuah tonjolan yang berjalan ke arah dalam untuk berakhir pada lapisan pleksiform dalam. Di lapisan ini tonjolan sel ini bercabang secara luas dan bersinaps dengan beberapa sel ganglion.
Sel Muller disebut juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan intinya terletak pada lapisan inti dalam. Dari badan sel, juluran sitoplasma yang panjang dan tipis meluas ke membran limitans luar dan dalam.

7)     Lapisan pleksiform dalam
Lapisan pleksiform dalam dibentuk oleh sinaps antara sel bipolar, amakirn, dan sel ganglion.

8)     Lapisan sel ganglion
Lapisan sel ganglion dibentuk oleh badan dan inti sel ganglion. Sel ganglion merupakan sel yang besar, sangat mirip dengan neuron pada otak dengan suatu massa terdiri dari materi kromofil (badan Nissl) dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat saraf optik. Aksonnya tak pernah bercabang.

9)     Lapisan serat saraf optikus
Lapisan serat saraf optikus dibentuk oleh akson sel ganglion.
10)  Membran limitans dalam
Membran limitans dalam sebenarnya adalah membrana basalis sel Muller yang memisahkan retina dari korpus vitreum.




Lapisan penyusun retina


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjomm_j9F4cOCPoBi8hfzPfH9Oae6dr4V5yGHPTuFhDoo4HvWA2ceCihNlTw0-G-YXBHCB2HKeWIsk02mmYaEg1bfrjSHi71AgICmuJfkbGMYHDCG8E6mZGYKjyLAQge88v1Jw3c-feQWU/s320/retina.jpg
 












Sel batang dan kerucut



 












3.      Media Refraksi

Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya untuk mencapai retina. Komponen media refraksi adalah

a.    Kornea

b.    kamera okuli anterior

c.    kamera okuli posterior

d.   lensa

e.    badan vitreus.


4.      ORGAN TAMBAHAN MATA

Bola mata terletak di dalam rongga tulang yang membuka ke anterior. Celah ini ditutup oleh kelopak mata atas dan bawah yang bila saling mendekat akan bertemu di fissura palpebra. Konjungtiva akan melipat dari bagian tepi kornea untuk melapisi permukaan dalam kelopak mata. Lipatan ini disebut forniks superior dan inferior.
        Organ-organ tambahan mata terdiri atas
a.       Kelopak mata
b.      konjungtiva
c.       Kelenjar lakrimal

a.         KELOPAK MATA

Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian tengah yang terdiri dari jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di bagian luar dan suatu membran mukosa di dalam. Kulit di bagian depan merupakan kulit tipis dengan rambut kecil, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan suatu dermis yang terdiri dari jaringan ikat halus yang banyak serat elastin. Dermis lebih padat pada tepi kelopak mata dan disini mengandung tiga atau empat baris rambut panjang yang kaku disebut bulu mata, yang menembus dalam ke dermis. Di antara dan sebelah belakang bulu mata terdapat kelenjar apokrin yang saluran keluarnya bermuara pada folikel bulu mata disebut kelenjar Moll.
Di bawah kulit terdapat lapisan otot lingkar mata (muskulus orbikularis okuli) yang merupakan otot rangka. Bagian atau berkas serat otot ini yang berada di belakang saluran keluar kelenjar Meibom disebut muskulus siliaris Riolani.
Di bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka kelopak mata yang disebut tarsus. Tarsus ini tebal pada pangkal kelopak mata dan makin ke ujung makin semakin sempit. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar sebasea yang disebut kelenjar Meibom  yang bermuara bersama ke dalam satu saluran keluar dan tidak berhubungan dengan folikel rambut. Epitel konjungtiva makin ke pangkal makin tinggi dan di dalam forniks terdapat lipatan mukosa.
Bagian – bagian Kelopak mata






Struktur kelopak mata

b.        KONJUNGTIVA

Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada bagian depan bola mata (konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh epitel berlapis silindris yang mengandung sel goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Sekret sel-sel goblet ikut menyusun tirai air mata yang berfungsi sebagai pelumas dan pelindung epitel mata bagian depan. Pada corneoscleral junction, tempat berawalnya kornea, konjungtiva melanjutkan diri sebagai epitel kornea berlapis gepeng kornea dan tidak mengandung sel goblet.
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh konjungtiva yang hiperemis (merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit lainnya.
Letak konjungtiva
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcGU8UdkDve2GQoi1yyLcW1LoDV4e20s79RT9vPwr7oZasEagStSHRZhQcMNeQndSMmC4xgHtp7g5hiDu-fcrDTGJv7IqWIbQBQB8Gig-U7sFrcK-ymKCg1M2ebXy7fVx89g9r5vbOApw/s320/Fig.587_ed_compress.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP39RfVP6_yk8IbFCny9fXGxhje8_Ksy4_8elevfyAzcJgxoPj00vILraQt609i_NxmGUhXYCuhb7pQtPYe6nJXaWCcai1xgIeZnd_1CLz8suV6auusdJTkIBNgNKmApXg_U7HG0rhsG8/s320/Fig.588_ed_compress.jpg

c.         KELENJAR LAKRIMAL

Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral rongga mata. Ukurannya sebesar kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel mioepitel yang menyolok. Lobus kelenjar yang terpisah mencurahkan isinya melalui 10-15 saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks superior konjungtiva. Juga ditemukan banyak kelenjar lakrimal tambahan/ assesoris dalam lamina propria kelopak mata atas dan bawah.
Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air mata berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab, kedipan kelopak mata akan menyebabkan air mata tersebar di atas kornea seperti wiper pada kaca mobil dan berguna untuk mengeluarkan benda asing seperti partikel debu. Penguapan air mata yang berlebihan dicegah oleh suatu lapisan/film mukus (dari sel goblet konjungtiva tarsal) di atas film air dan minyak (dari kelenjar meibom). Air mata disapukan ke arah medial dan kelebihannya memasuki pungta lakrimal (lacrimal puncta) yang terletak disetiap sudut medial palpebra superior dan inferior. Dari sini air mata kemudian masuk ke kanalikuli lakrimal (lacrimal canaliculi), dan akhirnya masuk sakus lakrimal. Dinding kanalikuli lakrimal tersusun oleh epitel bertingkat silindris bersilia. Sakus lakrimalis merupakan bagian superior duktus nasolakrimalis yang melebar. Air mata kemudian masuk ke duktus nasolakrimal yang juga dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia. Dari sini air mata kemudian dikeluarkan ke meatus inferior yang terletak di dasar rongga hidung.






Bagian – bagian sistem lakrimal

Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis.
1)   Alis terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.
2)   Kelopak mata  ada dua, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
3)   Bulu mata ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
4)   Apparatus lacrimalis terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1NAu-EXbCBi21EzCusIdLFSBdiaYPX70KOZzzuS9ZxYezghyphenhyphenNBs1nwVcU3GDzNXgbYi1Bn8Y0sqUSigutDG2U44Jz5hcT6yLUEREEPV_sUCToMcm2F0hx-R3svfy2MoqfBkMiK_1-L0E/s400/dun.jpg


5.      Penyakit mata

Berikut adalah beberapa penyakit pada mata :
a.    Miopi
Miopi yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh. Biasanya terjadi pada pelajar.
b.    Hipermetropi
Hipermetropi yaitu seseroang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat dari mata.
c.    Presbiopi
Presbiopi adalah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun berjarak jauh. Biasa terjadi pada lansia.
d.   Kerabunan dan kebutaan
Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang hanya dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun biasanya "membaca" dengan jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille.

e.    Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna.
f.    Katarak
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena penebalan Lensa Mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).

Deteksi penyakit melalui kelainan mata dan penyakit lain dapat dideteksi melalui mata dengan tanda-tanda sebagai berikut :
g.    Mata menonjol dapat berarti kelainan kelenjar gondok, kanker darah, tumor yang berasal dari organ lain seperti paru, payudara, kelenjar getah bening. Kadang-kadang disertai engan gangguan pergerakan bola mata sehingga penderita mengeluh berpenglihatan ganda.
h.    Kelainan kelopak mata:
1)   Kelopak mata menurun (kelainan saraf, usia tua, atau kencing manis).
2)   Kelopak mata tidak bisa menutup rapat (kelainan kelenjar gondok, kelainan saraf atau tumor).
3)   Kelopak mata bengkak (ginjal, jantung, alergi, dan sinusitis).
4)   Kelopak mata tidak dapat berkedip (lepra).
5)   Kelopak mata berkedip secara berlebihan (kelainan saraf/ otak).
i.        Mata juling (gangguan saraf/otak, stroke, kencing manis, tumor, dan gondok)
j.        Mata merah
1)   tanpa nyeri (cacingan, TBC, alergi ringan karena debu atau makanan, alergi berat karena obat, tiroid, HIV/AIDS, tumor)
2)   dengan nyeri hebat (rematik, sifilis, sarkoidosis, lupus (penyakit), kencing manis (kadang kadang mata nyeri saat dibuka diwaktu bangun)
3)   disertai dengan kornea yang kering dan penebalan selaput lendir (kekurangan vitamin A).
j.        Lingkaran putih disekeliling kornea pada usia muda (tingginya kolesterol).
k.      Katarak pada usia dini (dibawah usia 61 tahun) menandakan kencing manis. Ibu hamil yang selama masa kehamilan terinfeksi campak juga dapat menyebabkan anaknya lahir dengan katarak.



STRUKTUR SISTEM PENGLIHATAN PADA HEWAN VERTEBRATA

IKAN
Indera penglihat pada ikan berupa mata yang dilapisi lapisan tipis tembus cahaya. Mata ikan dilindungi oleh selaput tembus cahaya dan tidak dilengkapi dengan kelopak kornea mata ikan berbentuk datar dan lensanya berbentuk bulat. akomodasi lensa mata tidak dilakukan dengan memipihkan dan mencembungkan mata tetapi dengan mengubah kedudukan lensa ke arah belakang . Pada retina terdapat banyak sel batang yang peka terhadap cahaya.
Structure of fish eye

eye1.jpgGeneralized fish eye in cross section. Spherical lens (center) with muscle and ligament attached, protruding through pupil ofyellow iris. Cornea (right) covering iris and lens.Retina (dark area) containing the millions of lightsensitive cells.Optic nerve (lower left) extending from eye.

Angelfish eye (top left) with tear-dropped shaped pupil. Grouper eye (bottom left) with an almost rectangularshaped pupil. Grouper face (right) showing the advantage of having a non-circular pupil, the ability to see more clearly forward.
Spherical lens of fish eye (left) protruding through pupil opening of iris. Flattened camera-like lens of human eye (right) sitting below iris and pupil.The human iris is therefore adjustable according to light intensity,while the fish eye iris is not.
Amfhibi
Mata amphibi bulat dan dilindungi oleh kelopak mata . Pada katak terdapat kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Pada kelopak mata terdapat membran niktitans (selaput tidur). Membran niktitans berfungsi menjaga mata dari gesekan ketika di dalam air dan menjaga mata agar selalu lembab ketika
didarat.
Indera penglihatan yang baik membantu untuk mencari dan menangkap makanan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4BbaIMSbq6KdoB7gLBqWfQJGguIONH58mVFmjYIVgpvq-b_dsIthNIg36rb4Lu6-YD9K_909EPUMbRK_wt2RkYWLdToffHzF_U31N7yggldtRDV6AK5QEMDe7EowAGK-WrzmSV5Khnn4/s400/rainforest+harley.preview.jpg

ular
indera penglihatansecara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas.

Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.Indera penglihat pada ular berupa mata. Mata ular sangat tajam dapat melihat panas tubuh mahluk lainnya.





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwlch9YSZqwuOId-QdyJUkdY5LB-1S9w4QAo5-2ZhQmHIkhciSTAbmj9wJZ_PDZOt3FBwneYt_Yna4Uui5meTelkZz31pRLFaq4r5RpdEc0Avi82mMDmA9i9og4UVeODwHKoOBVuEvoXoP/s320/44031582386a1a7375co_1.jpg


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHQt1dmXpMfIJj3LdewBDlWl2LEfO3GdawW5wq3NvBxHmT7g7FpLfmdoYCadTVfttn_nVPBx5E32F943yWUIT1r9JCvtJ6ZkgnT3plezZxXr1mjMovjYgPNpMVzHI1pbr86xaTmV9txwEr/s320/Gecko.jpg

 













AVES
Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hidup dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang, sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada siang hari pada retinanya banyak mengandung sel kerucut. susunan bola matanya hampir sama dengan bola mata pada manusia. Lensa burung dapat berakomodasi dengan mencembung atau mencekung. Selain itu, retina pada burung juga terdapat sel batang dan sel kerucut.







MATA ELANG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyr-0FdWXvpxnOfnLY8_6yr15Zt_TKYBUZrwWpcjPJeVz0cDS_XBjCIx4Hh1q2jIZ1mNC-BVrieHf4Sv8DA55ciiztJDwlYtj6i7gRr0Y3sDaFIds-Gq1mu59qIY9jqwP26iCWskTgfwA/s400/eagle-eye2.jpg
Mata burung hantu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGB3UmYCMTB_oFp6N4vGuxV_JvG49sXestXHqZq8wMAzQZjXArdaLJ-I38KliyGJ4nGpCfvXhYRckeFF7NFzvFFfEOulsTXZZxHmBu6J7WTte1AtRVyHasFaiEixeahOM_rYEuvF9vKpQ/s400/johnmuk.preview.jpg
C.    Penutup

Mata merupakan alat indra yang berfungsi sebagai alat penglihatan yang menerima ransangan cahaya pada makhluk hidup. Mata memiliki :
1.       kornea yang memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya.
2.      Iris mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, yang mengandung pigmen.3.
3.      Lensa memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
4.      Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf (bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya), retina juga merupakan lapisan terdalam bola mata.













DAFTAR PUSTAKA
References
1.   Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam
      Buku Ajar  Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,  
      Indonesia Hal.538-574.
2.   Fawcett, D.W (1994), The Eye in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett), 12th
      edition, Chapman and Hall, New York, USA, pp. 872-916
3.  diFiore, MSH (1981), Organs of Special Sense and Associated Structures, in Atlas of 
      Human Histology, 5th edition,  Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.248-256.
4.   Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheater’s Functional 
       Histology, 4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405
5.   Gartner, LP and Hiatt, J.L. (1997), Special Senses in: Color Textbook of Histology, 
       W.B. Saunder Company, USA, pp. 422-442



0 komentar:

Posting Komentar