BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seluruh
tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem
ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan
internal atau lingkungan eksternal).
Sistem
integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah
dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis
pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini
juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit
termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi,
kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh
lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis).
Selain
kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambut
adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh
di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati,
mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari
pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya
sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari
keratin protein yang kaya akan sulfur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan sistem integumen?
2. Bagaimana
struktur kulit?
3. Kelenjar
apa saja yang etrdapat pada kulit?
4. Apa
saja peran dari kulit?
BAB
II
SISTEM
INTEGUMEN
2.1 Pengertian dan struktur kulit
Sistem integumen terdiri
dari kulit dengan kelenjar-kelenjarnya, rambut, kuku, dan reseptor-reseptor
khusus yang terdapat pada kulit.
Kulit
Kulit adalah suatu
organ dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki berbagai kategori yang
vital. Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki luas paling besar, yaitu 1,9
m2 pada orang dewasa.[1]
Struktur kulit terdiri
dari dua lapis, yaitu epidermis dan dermis yang melekat satu sama lain.
A. Epidermis
Ialah bagian luar kulit yang agak tipis, terdiri
dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang megalami keratinisasi. Biasanya
epidermis berupa permukaan yang berbatasan dengan dunia luar. Jaringan ini
tidak memiliki pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat.
Kulit yang halus seperti kulit leher memiliki
epidermis yang tipis, sedangkan kulit yang tebal seperti telapak tangan
memiliki epidermis yang tebal.
Epidermis merupakan epitel berlapis gepeng yang
terdiri dari lima lapisan, dari dalam ke
luar terdiri dari:
1.
Stratum
basalis
Disebut juga stratum
germinativum yang terdiri dari satu lapis sel kolumner, terletak diatas membran
basalis. Sel-sel ini selalu mengadakan mitosis dimana pembelahan selnya
berlangsung cepat pada lapisan ini. Sel-sel hasil mitosis kemudian didorong ke
atas menjadi lapisan-lapisan sel diatas stratum basalis
2.
Stratum
spinosum
Disebut
juga lapisan sel spina atau tanduk. Terdiri dari beberapa lapis sel. Di bawah
mikroskop sel-sel ini terlihat memiliki tonjolan-tonjolan (duri) yang
meneyerupai spina dan saling melekat dengan sel lainnya. Spina adalah bagian
penghubung intraseluler yang disebut desmosom. Diskus merkel untuk rasa raba
terletak di dalam stratum spinosum
3.
Startum
granulosum
Terdiri dari
beberapa lapis sel yang sudah memipih dan menunjukkan tanda-tanda kematian sel
karena kekurangan nutrein. Hal ini disebabkan epidermis tidak mengandung
pembuluh darah, sehingga nutrein berasal dari difusi makanan dari lapisan
dermis di bawahnya. Makin jauh dari dermis, nuterin makin sedikit, sehingga
akhirnya sel-sel akan mati.
Sel-sel stratum granulosum mengandung
suatu zat yang disebut keratohialin, merupakan cikal bakal dari keratin (zat
tanduk). Keratin ialah suatu protein kedap air yang terdapat pada permukaan
luar kulit.
Keratin ini merupakan protein keras
dan resillien, anti air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka.
4.
Stratum
lucidum
Terdiri
dari beberapa lapis sel mati yang jernih, tembus cahaya karena mengandung
eledin. Eledin ialah suatu zat antara keratohialin dan keratin. Stratum lucidum
hanya terdapat pada kulit yang tebal seperti telapak tangan dan kaki.
5.
Stratum
korneum
Merupakan lapisan permukaan epidermis. Terdiri dari
puluhan lapis sel yang sudah mati berbentuk pipih dan penuh dengan keratin
Stratum korneum membentuk lapisan kedap air yang
dapat menahan serangan mikroorganisme, cahaya, sentuhan, zat kimia, dan
sebagainya. Stratum ini selalu luluh (contohnya ketombe, lapisan-lapisan
kotoran yang terlepas di permukaan kulit/daki) dan kemudian diganti oleh
laipsan dibawahnya. Hal ini terjadi karena stratum basalis selalu mengadakan
mitosis, sel-sel baru didorong keatas, kemudian mati dan luluh. Waktu yang
diperlukan untuk melengkapi proses ini sekitar 2-3 minggu.
Ditinjau dari jenis sel yang menyusunnya, epidermis
mengandung empat jenis sel, yaitu:
1.
Keratinosit:
sel-sel
epidermis yang sedang berada dalam proses pembentukan keratin. Jenis sel ini
paling banyak terdapat dalam epidermis.
2.
Sel
Langerhans: sejenis sel seperti makrophag yang
berasal dari sumsum tulang yang penting dalam pembentukan immunitas, karena
berperan dalam penyajian antigen kepada helper-T sel
3.
Sel
Granstein: berperan dalam penyajian antigen kepada suppresor-T
sel. Sehingga sel ini berperan dalam sisitem immunitas.
4.
Melanosit:
sel-sel
pembentuk pigmen melanin, suatu pigmen yang berperan dalam pembentukan warna
kulit.
B.
Dermis
Terletak dibawah
epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang mengandung serat-serat elastis dan
kolagen. Dermis pada kelopak mata sangat tipis, sehingga kulit kelopak mata
dapat melipat,tetapi dermis sangat tebal pada telapak tangan dan kaki. Didalam
dermis terdapat ujung-ujung syaraf/reseptor, pembuluh darah, pembuluh lymph,
kelenjar dan folikel rambut.
Bagian atas
dermis disebut lapisan papiler. Lapisan ini mengandung tonjolan-tonjolan dermis
yang disebut papila dermis yang masuk kedalam epidermis. Didalam papila dermis
terdapat pembuluh darah kapiler dan korpus Meissner (reseptor raba). Pembuluh
darah ini diperlukan untuk memberi nutrein kepada epidermis. Pada telapak tagan
dan telapak kaki papila yang ada sangat banyak dan tinggi, jumlahnya sekitar
65.000/inci persegi (10.400/cm2).
Bagian bawah
dermis disebut lapisan retikuler, mengandung folikel rambut, kelenjar sebacca
(lemak), kelenjar keringat, dan korpus Paccini (reseptor untuk tekanan)
Pada orang-orang tua, jaringan ikat
elastis dari dermis berkurang sehingga kulit terlihat keriput.
C. Lapisan sub kutan
Terletak di
bawah kulit, terdiri dari jaringan ikat jarang dan jaringan lemak. Serat-serat
dari dermis menembus masuk ke dalam lapisan sub kutan dengan demikian kulit
menempel erat ke lapisan sub kutan. Sedangkan lapisan sub kutan melekat lagi ke
jaringan dibawahnya, misalnya pada facia otot dan periosteum tulang.
Gambar
1. Struktur mikroskopis kulit
Gambar
2. Diagram dari kulit yang memperihatkan struktur di dalam dermis
Gambar
3. Pandangan mikroskop dari kulit ari
Warna
kulit
Warna kulit seseorang
tergantung pada tiga faktor yang saling berinteraksi.
1.
Kapiler darah yang berada dalam dermis
akan menyebabkan kulit berwarna semu merah
2.
Pigmen karoten yang terutama terdapat di
dermis akan menyebabkan kulit berwarna kuning kejinggaan. Pigmen karoten banyak
terdapat pada orang-orang ras Asia
3.
Pigmen melamin yang terutama terdapat
pada lapisan epidermis terbawah (spinosum dan basalis) menyebabkan kulit
berwarna hitam gelap. Sel-sel pembentuk melamin disebut melanosit terdapat
pada stratum basalis. Jumlah melanosit
(sekitar 1.000/mm2 sampai 2.000/mm2) tidak bervariasi antar ras, tetapi
perbedaan genetik salam besarnya jumlah produksi melamin dan pemecahan pigmen
yang lebih melebar mengakibatkan perbedaan ras. Melamin diproduksi dari asam amino tyrosin
dengan bantuan enzim tyrosinase. Puting susu, areola dan area sirmumanal,
skrotum, penis dan labia mayora adalah area tempat terjadinya pigmentasi yang
besar, sedangkan telapak tangan dan telapak kaki mengandung sedikit pigmen.
Sinar
ultar violet dari MSH (Melanocyt Stumulating Hormon) dari hypophyse diduga akan
mengaktifkan enzim-enzim pembentuk melamin, sehingga seseorang yang sering
berjemur kulitnya akan menghitam.
Seseorang yang
hilang kemampuan dalam memproduksi melamin disebut albino, maka kulitnya akan
berwarna putih kemerahan. Iris berwarna merah, dan rambut memutih. Penyakit ini
bersifat keturunan. Bila melanosit banyak di suatu tempat maka akan terlihat
sebagai bercak kehitaman (freekleks)
Sidik Jari
Sidik jari adalah gambaran khas dari tonjolan dan
lekukan yang terdapat pada permukaan kulit telapak ujung jari tangan dan kaki, yang ditentukan secara
genetis. Sidik jari setiap orang berbeda dan tidak akan berubah sepanjang
hidupnya.
Sidik jari sudah terbentuk pada janin sewaktu
epidermis berkembang menyesuaikan diri dengan perkembangan tonjolan papila
dermis. Pada telapak dan jari-jari terdapat kelenjar keringat yang salurannya
bermuara pada tonjolan-tonjolan epidermis di jari-jari, maka telapak tangan dan
jari selalu basah, sehingga sewaktu tangan memegang sesuatu akan tampak sidik
jari pada benda-benda tersebut.
2.2 Derivat epidermis
Derivat epidermis ialah
struktur pada tubuh yang tumbuh/ berkembang dari epidermis sewaktu janin.
Struktur-struktur tubuh tersebut
meliputi:
a.
Rambut dan kuku yang berfungsi untuk
memproteksi tubuh terhadap lingkungan
b.
Kelenjar-kelenjar yang berfungsi untuk mempertahankan
suhu tubuh dan membasahi kulit/rambut
A.
Rambut
Rambut
atau pili ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut vellus
yang kecil dan tidak berwarna, atau tersamar. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini
tertanam dikulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini
akan menggantikan posisi rambut vellus
diarea ketiak dan pubis sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.
Rambut dibagi menjadi:
a. Batang
rambut
Terdiri dari sel-sel
yang mengandung udara pada rambut putih. Lapisan sel terluar mengandung
keratin.
b. Akar
rambut
Bagian rambut
yang tertanam di dalam kulit. Akar rambut memiliki struktur yang sama dengan
batang rambut. Disekeliling akar rambut terdapat folikel rambut yang terdiri dari lapisan
epidermis. Ujung folikel membentuk suatu lekukan disebut papila akar rambut.
Papila berisi pembuluh darah yang memberi nutrein pada rambut yang sedang
tumbuh. Papila akar rambut diselaputi oleh satu lapisan sel-sel germinal yang
berfungsi dalam pembentukan sel-sel rambut baru.
Folikel rambut
terbentuk karena pertumbuhan ke dalam dari epidermis sewaktu fetus berumur 4
bulan. Dari folikel ini kemudian tumbuh rambut, mula-mula terbentuk halus
disebut lanugo yang terdapat pada
bayi yang baru lahir. Kemudian lanugo dan rambut-rambut lainnya pada bayi luluh
dan diganti dengan rambut-rambut yang lebih kasar dan kuat.
Pada beberapa
tempat tidak terdapat rambut, seperti
pada telapak tangan dan kaki, organ-organ lain seperti bagian tertentu alat
kelamin, bibir dan sebagainya.
Akar dan batang
rambut tersusun dari tiga lapisan epitelium yaitu: Kurtikel, lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang
bersisik, korteks, yaitu lapisan
tengah yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini
mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut dan sebuah medula atau aksis sentral,
tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan
sering kali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang.[2]
Gambar 4. Gambar rambut dalam
folikelnya
Gambar 5. Pembentukan sebuah
folikel rambut
Gambar 6. Contoh-contoh ujung akhir
saraf sensori yang terdapat di dalam kulit
Warna
rambut
Warna rambut tergantung pada pigmen melamin yang
dikandungnya. Melamin terbentuk oleh melanosit yang etrdapat pada lapisan
germinal folikel dengan bantuan enzim tyrosinase.
Pada akar rambut terdapat ujung-ujung dendrit yang
melingkar-lingkar, ujung dendrit ini bertindak sebagai reseptor rasa raba.
Otot
penegak rambut
Suatu otot
muscullus errector pilli yang menghubungkan akar rambut dengan papila dermis.
Otot ini akan berkontraksi bila kita kedinginan atau merasa takut.
Kelenjar
sebacca
Ialah suatu kelenjar yang mensekresikan lemak untuk
membasahi rambut dan kulit. Umunya kelenjar ini bermuara pada akar rambut
tetapi dapat juga bermuara langsung pada kulit; misalnya di bibir.
Pertumbuhan
Rambut
Seperti kulit, rambut tumbuh karena lapisan germinal
pada akar rambut bermitosis, sedangkan pada lapisan atas rambut biasanya sudah
mati. Umumnya rambut tumbuh 1 cm/bulan sampai beberapa waktu kemudian istirahat
(tidak tumbuh) dan rontok. Rambut yang rontok diganti oleh rambut-rambut baru.
Pertumbuhan rambut bersifat siklik (siklus)
a.
Ada periode pertumbuhan pasti yang
diikuti dengan fase istirahat, jika rambut telah mencapai batas pertumbuhan
maksimal
1. Selama
masa istirahat, bagian dasar rambut berubah menjadi suatu massa keratinisasi
menyerupai pentungan yang tetap melekat pada folikel.
2. Setelah
masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari bagian bawah massa yang
lama, sehingga rambut lama menjadi rontok.
3. Disuatu
saat tertentu, 90% rambut kepala sedang tumbuh dengan aktif, sedangkan 10%
sisanya beristirahat
b.
Rambut dikulit kepala tumbuh dalam masa
2 sampai 6 tahun, dan kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bulan selama
rontok
c.
Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kurang
lebih 0,05 inci/minggu. Sedangkan, rambut pada kulit kepala membutuhkan waktu
sekitar 7 minggu untuk dapat tumbuh sepanjang satu inci.
d.
Kebotakan adalah suatu detertorasi
folikel yang progresif. Prevalensinya lebih besar pada laki-laki karena
memiliki karakteristik pengaruh genetik kelamin yang hanya akan muncul jika
hormon laki-laki ada dalam tubuh.
B.
Kuku
Kuku
ialah kulit yang telah berubah. Merupakan epidermis berbentuk zat tanduk yang
terdapat pada ujung-ujung jari kaki dan jari tangan. Seperti rambut, kuku dapat
tumbuh karena terdapat lapisan germinal pada akar kuku. Pada umumnya kuku
berwarna merah jambu karena warna merah pembuluh darah yang berada di bawahnya.
Kuku
tertanam didalam palung kuku. Dermisnya memuat
garis-garis lekukan dan bukan papil-papil seperti pada kulit. Palung
kuku mendapat pelayanan persarafan berlimpah dan banyak mengandung pembuluh
darah. Bagian proximal kuku terletak di dalam lipatan kulit yang merupakan
bagian paling tipis dalam daerah ini. Bagian putih yang disebut lunula karena
bentuknya seperti setengah bulan, merupakanawal kuku tumbuh maju. Badan kuku
ialah bagian yang tidak dituutp dan yang dengan kuat terikat dalam palung kuku.
Ujung distal kuku bebas dan setiap sisi dibatasi oleh lipatan kulit.
2.3 Kelenjar-kelenjar Pada kulit
1.
Kelenjar
keringat (Sudorifera)
Menghasilkan
keringat terutama terdiri dari air, garam-garam urea, sedikit asam amino, asam
lemak, dan amoniak. Keringat berfungsi dalam ekresi dan keseimbangan suhu
tubuh. Berdasarkan struktur dan lokasinya kelenjar keringat dibagi menjadi
2 jenis yaitu [3]:
a.
Kelenjar
keringat ekrin adalah kelenjar tubuler simpel dan
berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebarannya meluas keseluruh tubuh, terutama pada telapak tangan, telapak
kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat) mengandung air dan
membantu pendinginan evaporatif tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin
adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan
penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada aksila, areola payudara
dan regia anogenital
1)
Kelenjar apokrin yang ditemukan di
lipatan ketiak dan area anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas
folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespon
stres atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi tidak berbau yang
kemudian akan berbau jika bereaksi dengan bakteri
2)
Kelenjar seruminosa pada saluran
pada telinga menghasilkan serumen atau getah telinga. Hasil kelenjar ceruminose
dengan kelenjar sebasea ialah cerumen (kotoran telinga)
3)
Kelenjar mamae adalah kelenjar
apokrin termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu
2.
Kelenjar
sebasea mengeluarkan sebum
yang baisanya dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea, rambut, dan
kelenjar keringat apokrin membentuk unit
pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di area genitalia, bibir,
puting susu, dan areola payudara.
2.4
Peran
Kulit
PERAN
KULIT DALAM TERMOREGULASI
Panas tubuh
dihasilkan dari aktivitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini
harus dikeluarkan, atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal; pada
lingkungan bersuhu dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh akan
turun dibawah batas normal
A. Pengeluaran panas di kulit
berlangsung melalui evaporasi air yang disekresi oleh kelenjar keringat dan
juga melalui proses perspirasi tak kasat
mata (difusi molekul air melalui kulit)
1. Pada
cuaca panas dan lembab, keringat sangat banyak keluar, tetapi tingkat evaporasi
sangat rendah. sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman. Dengan demikian
berkeringat sebagai salah satu mekanisme pendinginan hanya akan efisien pada tingkat
kelembaban yang lebih rendah
2. Pengeluaran
keringat dikendalikan melalui sistem saraf, yang merespon pemanasan atau
pendinginan darah secara berlebihan
B. Retensi panas adalah
salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa lapisan sub kutan. Lemak merupakan insulator panas untuk
tubuh dan derajat insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa
C. Pembuluh darah dalam papila dermal
juga dikendalikan oleh sistem saraf
1. Jika
pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan kulit meningkat, sehingga
konduksi panas pada bagian eksterior dapat terjadi
2. Pembuluh
darah berkontriksi untuk menurunkan aliran darah kepermukaan kulit dalam upaya
mempertahankan panas tubuh sentral.
FUNGSI
KULIT
Kulit
sebagai organ pengatur panas. Suhu tubuh seseorang
adalah tetap meskipun menjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu dipertahankan
karena penyesuaian antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkannya, yang
diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera menyadari bila ada perubahan
pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir melalui medula oblongata.
Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 36 C˚
sampai 37,5 C˚. Suhu kulit sedikit lebih rendah[4].
Persarafan vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan
dengan dua cara, yaitu vaso-dilatasi dan
vaso-kontriksi. Pada vaso-dilatasi
arteriol memekar, kulit menjadi lebih panas, dan kelebihan panas cepat
terpancar dan hilang, dan juga hilang karena kelenjar keringat bertambah aktif
dan karena itu terjadi penguapan cairan dari permukaan tubuh.
Padavaso-kontriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pusat dan
dingin, keringat hampir dihentikan dan hilangnya panas dibatasi. Dengan
pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan
pelepasan panas dari tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan
sebagian kesil melalui feses dan urine.
Panas dilepas oleh
kulit dengan berabagi cara:
Dengan
penguapan. Jumlah keringat yang
dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam
kulit.
Dengan pemancaran, panas dilepas pada udara
disekitarnya
Dengan konduksi, panas dialihkan kebenda yang
disentuh, seperti pakaian, dan
Dengan
konveksi (pengaliran) karena
mengalirnya udara yang telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan
tubuh diganti dengan udara yang lebh
dingin.
Inilah
faktor-faktor yang harus diperhatikan bila mau mendinginkan tubuh yang
terlampaui panas, baik dengan membiarkan udara mengalir menyentuh kulit dengan
cara mengipas, mengusap badan, atau
merendam dalam air dingin.
Keringat
adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf
simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira
1/3 dari yang ada didalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi atau pelepasan air dengan tak
terasa yang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan
perspirasi hilang kira-kira 500 ccm setiap hari, tergantung dari kebutuhan
tubuh akan pengaturan suhu.
Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh. Berbagai jumlah
air dapat dilepaskan, kira-kira setengah liter sehari pada iklim sedang, kurang
pada iklim dingin dan lebih pada yang panas. Suhu lingkungan yang lebih tinggi
dari suhu tubuh dapat dirasakan cukup nyaman bila udara kering : tetapi
kelembaban dapat menyebabkan rasa sangat tidak enak karena menghalangi
hilangnya suhu tubuh melalui penguapan.
Kulit sebagai Indera Peraba. Rasa
sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit,
berbeda-beda menurut ujung saraf yang
dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan.
Didalam kulit terdapat tempat-tempat
tertentu, yaitu tempat perabaan ; beberapa sensitif (peka) terhadap dingin,
beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.[5]
Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan
perasaan yang memungkinkan seorang menentukan dan menilai berat suatu benda,
timbul pada struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi
Tempat penyimpanan. Kulit
dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air; jaringan
adiposa di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada
tubuh.[6]
Beberapa kemampuan melindungi dari
kulit. Kulit adalah relatif tak tertembus air, dalam arti
bahwa ia menghindarkan hilangnya caran dalam jaringan dan juga menghindarkan
masuknya air kedalam jaringan, misalnya tubuh terendam air. Epidermis
menghalangi cedera pada struktur dibawahnya
dan karena menutupi ujung akhir saraf sensori didalam dermis, maka kulit
mengurangi rasa sakit. Bila epidermis rusak, misalnya karena terbakar sampai
derajat ketiga, maka proteksi ini hilang dan setiap sentuhan terasa nyeri, dan
exudasi cairan dari dermis yang sekarang terbuka itu, menyebabkan hilangnya
cairan dan elektrolit, dengan akibatnya bahwa pasien berada dalam bahaya
dehidrasi, yang dapat menimbulkan keadaan yang lebih parah. [7]
BEBERAPA
KELAINAN KLINIK
1.
Luka bakar
Merupakan
luka-luka pada jaringan tubuh karena denaturasi protein jaringan/kematian sel
yang disebabkan oleh panas, listrik, ataupun zat-zat kimia (asam, basa).[8]
Luka
bakar dapat terjadi pada kulit, selaput lendir, saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan sebagainya. Gejala-gejalanya berupa sakit, bengkak, merah,
melapuh karena permealibitas pembuluh darah meningkat. Tetapi luka bakar yang
hebat dapat pula mengancam jiwa karena:
a.
Shock
hypovolemic
Volume
darah menurun akibat permeabilitas pembuluh darah meningkat, air, protein, dan
mineral akan keluar ketempat luka bakar dan tubuh akan kekurangan cairan. Shock
hypovolemic juga dapat mengakibatkan anuri (produksi urine berhenti).
b.
Infeksi
Terjadi
bila epidermis pada luka bakar terkelupas. Jaringan yang mati dan suasana basah
merupakan tempat ideal bagi berkembang biak bakteri, sehingga infeksi luka
bakar sering sulit diatasi.
c.
Gangguan
pernapasan
Terjadi bila asap atau racun terhisap oleh paru-paru,
atau terjadi kerusakan pada saluran pernafasan yang mengakibatkan gagalnya
fungsi sistem respirasi.
Parahnya sustu luka bakar ditentukan oleh dua
faktor:
a.
Prosentase luas bagian tubuh yang
terbakar
Makin
luas bagian tubuh yang terbakar makin parah akibatnya. Lihat tabel di bawah ini
Luas
tubuh yang terbakar kategori
>15% ringan
15-50% sedang
>50% berat
b.
Kedalaman luka bakar
dibagi
menjadi:
1.
Luka bakar derajat I
Bila hanya
permukaan luar epidermis yang terkena. Contohnya ialah luka bakar matahari yang
disebabkan oleh terjemur cahaya matahari selama 2-8 jam. Gejala-gejalanya
berupa sakit, merah (menjadi putih bila ditekan), bengkak tetapi tidak melepuh.
Luka bakar jenis
ini bisa sembuh sempurna dalam 3-4 hari dengan terkelupasnya bagian kulit yang
mati.
2.
Luka bakar derajat II
Bila bagian
kulit yang mati mencakup semua bagian dalam epidermis dan bagian atas dermis.
Gejala-gejalanya berupa kulit terasa sakit, bengkak, merah, panas, dan melepuh.
Penyembuhan dari luka bakar jenis ini berawal dari regenerasi jaringan epithel
pada derivat-dervat epidermis. Misalnya folikel rambut, kelenjar keringat, dan
kelenjar sebasea yang tidak mati.
3.
Luka bakar derajat III
Terjadi bila
semua bagian kulit yaitu epidermis, dermis, dan semua derivat epidermis mati
terbakar. Luka bakar derajat III sering tidak melepuh.
Rasa sakit
berasal dari jaringan subdermis, kulit menjadi merah dan bengkak. Tetapi kulit
tidak berasa bila diraba karena reseptor-reseptor syaraf telah rusak.
Penyembuhan berlangsung lama, terjadi jaringan-jaringan parut yang hebat yang
sering menimbulkan kontraktur (penciutan kulit) setelah sembuh. Pertumbuhan
kulit bersal dari jaringan kulit sekitarnya.
Pertolongan
dan pengobatan luka bakar;
Untuk luka bakar yang
hebat mencakup:
·
Menjauhkan penderita dari kebakaran.
Luka bakar dari zat-zat kimia seperti asam atau basa harus disiram air. Pakaian
dari bahan sintesis yang masih terbakar harus segera dilepaskan
·
Mengingat luka bakar sering mengenai
saluran pernafasan, ventilasi peru-paru harus dipertahankan, bila perlu
dilakukan pernafasan buatan.
·
Pemberian larutan infus untuk mengatasi
shock
·
Pembersihan luka-luka
·
Pemberian tetanus toxoid dan antibiotika
Sebagian
pertolongan di atas perlu dilakukan di rumah sakit.
Untuk
luka bakar ringan, kecil, tidak luas, dan tidak berkomplikasi, pertolongannya
berupa:
· Luka
bakar secepatnya dicelupkan ke dalam air bersih dingin; hal ini dilakukan
karena air dingin dapat menarik panas dari luka bakar, sehingga meringankan
luka bakar, mengurangi sakit juga dapat mencuci luka bakar dari zat kimia
· Lepuh
yang telah pecah atau diduga akan pecah harus dibersihkan, bila perlu dicuci dengan
air dan sabun. Kemudian luka diberi obat
misalnya jenis perak sulfadiasine.
· Lepuh
yang utuh tidak perlu dipecahkan karena pemecahan lepuh akan mengundang
infeksi.
· Pemberian
antibiotika
2.
Jerawat
Acne
ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama didaerah wajah, leher,
dada, dan punggung. Biasanya ache terjadi sewaktu pubertas, karena sewaktu
pubertas kadar hormon androgen (hormon pria) meningkat.
Hormon-hormon ini akan merangsang pertumbuhan dan
sekresi dari kelenjar-kelenjar sebasea. Sekret dari kelenjar sebasea yang
berupa kompleks lemak, merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan berbagai
bakteri, terutama jenis propioni-bacterium acnes.
Lipase yang dihasilkan bakteri ini akan menghasilkan
asam lemak bebas, kemudian bersama
dengan metabolit bakteri lainnya mengakibatkan peradangan dari kelenjar
sebasea.
Bila hasil peradangan kelenjar terbuka keluar kulit
(kontak dengna udara) akan menghaislkan comedo (bintik hitam). Bila peradangan
bertambah parah akan menimbulkan papula (sejjenis pembengkakan padat), nanah,
bahkan cysta (kantong nanah).
Acne yang dalam sering menimbulkan luka parut yang
menjengkelkan. Acne yang tidak terbuka keluar kulit menimbulkan apa yang
disebut bintik putih (white head).
Perlu ditekankan bahwa hormon-hormon androgen dapat
dalam bentuk testosteron atau dapat pula dalam bentuk hoemon-hormon lainnya.
Semua jenis hormon di atas dapat dihasilkan oleh cortex kelenjar adrenal,
ovarium, dan testis
Pengobatan:
·
Bila kulit berlemak harus dicuci
beberapa kali sehari
·
Pengeluaran comedo harus hati-hati
·
Pemberian cream atau gel dari tretinoin
(turunan vitamin A)
3.
Dermatitis (eczema)
Ialah
suatu perdangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gagal dengan
tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, berair dan berkoropeng
Ditnjau dari segi
penyebarannya. Dermatitis dibagi menjadi:
a. Exogen,
dimana penyebabnya berasal dari luar tubuh misalnya karena terkena karbol,
sabun, obat-obatan cat rambut, getah tumbuh-tumbuhan, zat warna, kosmetik, dan
lain-lain
b. Endogen,
penyebabnya tidak jelas diketahui, sering dihubungkan dengan emosi dan keadaan/bakat
tubuh seseorang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kulit adalah
suatu organ dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki berbagai kategori
yang vital. Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki luas paling besar, yaitu
1,9 m2 pada orang dewasa. Struktur kulit terdiri dari dua lapis, yaitu
epidermis dan dermis yang melekat satu sama lain. Epidermis merupakan epitel
berlapis gepeng yang terdiri dari lima
lapisan, dari dalam ke luar terdiri dari Stratum
basalis, Stratum
spinosum, Startum
granulosum, Stratum
lucidum dan Stratum
korneum
[1]
Kemal, Adyana, Dasar-dasar anatomi dan
fisiologi tubuh manusia, (Jakarta:UPI,2002), hlm. 221.
[2]
Ethel, Sloane, Anatomi dan Fisiologi
untuk pemula, (Jakarta:EGC, )
[3]
Ibid., h. 7
[4]
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis, (Jakarta:PT. Gramedia, 1997), hlm. 242
[5]
Ibid., h. 11
[6]
Ibid., h. 11
[7]
Ibid., h. 12
[8]
Ibid., h.2
0 komentar:
Posting Komentar