BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Untuk
mengamati suatu jaringan baik itu jaringan hewan maupun tumbuhan tentu perlu
suatu sediaan karena di butuhkan sayatan yang sangat tipis untuk mengamatinya. Sediaan
itu sendirinya dapat dibagi menjadi beberapa macam. Ada sediaan untuk jaringan
utuh (whole mounth), sediaan untuk jaringan cair (metone apus), sediaan untuk
jaringan beku (selonoid, beku dan parafin), sediaan untuk jaringan rentang,
sediaan untuk jaringan keras.
Salah
satu untuk membuat sediaan beku adalah dengan metode parafin . walaupun selain
metode parafin ada metode selonoid dan metode bebu. Metode parafin ini lebih familiar
dalam proses pembuatan sediaan dibandingakan dengan selonoid dan beku. Karena
metode ini cukup banyak memiliki kelebihan salah satunya adalah didapat sayatan
yang serial kemudian sayatan yang didapat tipis sehingga semakin mudah dalam
pengamatan pada mikroskop dan waktunya juga tidak lama dalam pembuatannya
dibandingkan kita menggunakan metose selonoid yang membutuhkan waktu sekitar
satu bulan.
Dalam
pembuatan sediaan deangan metode parafin ini adalah menggunakan parafin
tentunya dan kemudian akan di iris menggunakan mikrotom sehingga menghasilkan
sebuah sayatan. Oleh karena pentingnya kita mengetahui cara membuat sediaan
dengan metode parafin dalam makalah ini
akan dibahas tahapan-tahapan pembuatan sediaan tersebut.
B.
Perumusan
Masalah
Bagaimana
tahapan dalam pembuatan sediaan dengan menggunakan metode parafin?
BAB II
PEMBAHASAN
Langkah-langkah
pembuatan sediaan dengan metode parafin.
1.
Dehidrasi
dan Penjernihan
Alat
dan bahan:
·
Alat-alat bedah
·
Larutan Bouin
·
Botol Film
·
Alkohol 70%
·
Alkohol 95%
·
Alkohol absolut
·
Benzena metyl
·
Wash bensin
1) Pembedahan
Hewan
Pada
dasarnya pembuatan preparat adalah suatu proses
mikro yang digunakan untuk menghasilkan sayatan dengan ketebalan
tertentu sehingga sel-sel atau jaringan itu dapat dilihat dalam mikroskop.
Dimana hewan ketebalannya antara 5-7 µm sedangkan tumbuhan ketebalannya antara
11-12 µm
A. Menentukan
hewan atau tumbuhan apa yang akan di amati dalam mikroskop sel atau jaringannya.
Biasanya dijadikan objek penelitian adalah Mencit atau tikus putih dan juga
bisa saja lucing dimana biasanya untuk melihat saluran pencernaannya karena
pencernaannya jelas (duodenum, jejenum, dan ileum)
B. Membius
objek yang sudah ditentukan untuk diamati sel atau jaringannya. Biasanya
memakai ether atau kloroform
C. Setelah
itu membedahnya dimana rongga abdomennya dibuka kemudian ditetesi larutan
fisiologis NaCl 0,9% yang bertujuan untuk mempertahankan fisiologis hewan seperti
dia masih hidup
D. Mengambil
bagian apa saja dari hewan yang akan diambil. Misalkan bila mengambil organ
hati hanya satu lobus saja diambil sebesar ruas jari.
E. Memasukkan
objeknya kedalam wadah. Biasanya memakai botol film, tetapi karena sekarang
sudah jarang ditemukan bisa dengan memakai botol-botol bekas obat atau lain
sebagainya.
2) Fiksasi
Fiksasi ini bertujuan untuk membuat struktur selnya
sama dengan pada saat objeknya masih hidup kemudian untuk mengeraskan jaringan
dan yang terakhir untuk mencegah pembusukkan . untuk melakukan fiksatif ini
tentu memakai cairan fiksatif baik itu cairan
fiksatif tunggal maupun campuran. Larutan campuran yang biasanya
digunakan adalah larutan Bouin (asam pikrat jenuh sebanyak 75 ml, formalin 40%
sebanyak 20-25 ml, dan asam asetat
glasial sebanyak 5 ml). Kelebihan dari cairan fiksatif ini adalah bisa
melengkapi sifat satu sama lain sedangkan kerugian nya adalah tidak bisa
disimpan lama yang ditakutkan malah akan
terjadi interaksi antara zat-zat tersebut .
Lama fiksatif adalah antara 24-48 jam.
3) Dehidrasi
Dehidrasi
adalah pengurangan air atau cairan dalam sel atau jaringan. Dimana hal ini
bertujuan untuk menyamakan suatu keadaan karena air bersifat polar sedanakan
parafin bersifat non polar karena perbedaan sifat kedua zat tersebut air harus
dikeluarkan dengan memakai alkohol. Langkahnya sebagai berikut:
1. Menambahkan
Alkohol 70% selama 2 jam atau lebih pada objek, setelah 2 jam buang cairannya.
2. Memasukkan
Alkohol 96% selama 1 jam 2 kali, setelah 1 jam 2 kali buang cairannya.
3. Memasukkan
Alkohol absolut 1 jam 2 kali, setelah 1 jam 2 kali buang cairannya.
4) Clearing/penjernihan
1. Masukkan
benzyl benzoat terlebih dahulu kedalam objek paling lama 24 jam, setelah 24 jam
buang cairannya.
2. Kemudian
memasukkan wash bensin kedalam objek selama 15 menit.
Catatan:
Melakukan dehidrasi dimulai dari alkohol dibawah 70% tidak apa-apa tapi
kalau diimulai langsung dari alkohol absolut tidak bisa karena pada alkohol
absolut airnya sangat sedikit sehingga ditakukan penarikan air pada objek
terjadi terlalu keras sehingga merusak jaringan.
Tempat objek
Fiksasi
(larutan bouin)
Dehidrasi Clearing
2.
Infiltrasi
dan embedding
Alat
dan bahan:
·
Countener
·
Oven infiltrasi (67-70 ˚C)
·
Oven embedding (200-220 ˚C)
·
Cutter
·
Spatula
·
Bunsen
·
Pencetak
Langkah-langkah
Infiltrasi:
1. Memasukkan
sampel pada parafin cair yang ada dioven selama 2 jam masing-masing sekali
ganti (parafin 1 dan parafin 2)
Langkah-langkah
embedding:
1. Membuat
bentuk perahu dari bekas kertas kalender
2. Memasukkan
parafin yang sudah cair
3. Memasukkan
organ (berapa saja) pada posisi yang diharapkan
4. Membiarkannya
sampai mengeras
5. Setelah
mengeras, memotong parafin yang sudah keras dimana didalamnya sudah terdapat
objek dengan menggunakan cutter yang telah dipanasi oleh bunsen agar pemotongan
dapat dilakukan dengan mudah
6. Setelah
itu terbentuklah potongan-potongan kecil parafin
7. Memakaikan
balok kayu untuk pegangan pada saat nanti pemotongan dimikrotom, dan lapisi
sisi-sisi parafin dengan parafin yang cair untuk melekatkan
Catatan
: parafin bisa digunakan beulang selama parafin tersebut masih bagus dengan
mencairkannya lagi.
Oven Bunsen
Kertas
kalender
Cairan
Parafin yang telah mengeras
Potongan parafin yang telah diangkat dari kertas kalender dimana
didalamnya terdapat objek
Parafin
dimana didalamnya telah tertanam objek
Hasil pemotongan parafin
yang telah mengeras dan
sudah
dipakaikan balok kayu
3.
Penempelan
dan pemotongan
Alat
dan bahan:
·
Mikrotom putar
·
Potongan parafin yang didalmnya sudah
terdapat objek
·
Hot plate
·
Albumin meyer
·
Objek Glass
·
Aquades
·
Kuas
·
Tissue
Langkah-langkah:
1. Memasukkan
parafin kedalam mikrotom dimana bagian balok kayu yang di jepit
2. Mengatur
pisau baja pada mikrotom sehingga posisinya tepat
3. Memutar
mikrotom secara kontinue sehingga dihasilkan sayatan yang serial
4. Menyediakan
gelas objek
5. Mengoles
gelas objek dengan sedikit albumin meyer yang bertujuan sebagai perekat agar
objek merekat dengan objek glass.
6. Kemudian
memberi aquades pada gelas objek
7. Mengambil
sayatan yang telah dipotong dengan kuas yaang lancip yang sudah di celupkan ke
dalam air ke gelas objek
8. Setelah
itu, meletakkan gelas objek yang
didalmnya sudah terdapat sayata ke hot plate. Ini dilakukan dengan tujuan agar
objek bisa berkembang dengan sempurna
9. Di
perkirakan besok pagi baru bisa masuk kedalm proses pewarnaan
Parafin yang didalamnya
terdapat objek yang siap Mikrotom Putar
untuk diiris
Menjepit balok kayu
Mengatur Posisi pisau baja
Memutar mikrotom sehingga
Mengambil sayatan
Didapat kan
sayatan serial
Hasil Sayatan Albumin Meyer Mengoles Albumin Meyer Pada
gelas objek
Menambahkan
aquades Meletakkan sayatan Membuang kelebihan air
Pada gelas objek dengan Tissue
Meletakkan
gelas objek pada Hot Plate
4.
Pewarnaan
Alat
dan bahan:
·
Rak preparat
·
Tempat untuk larutan
·
Xilol 1
·
Xilol 2
·
Alkohol absolut
·
Alkohol 96%
·
Air
·
Eosin
·
Hematoxilin
·
Alkohol 70%
Cara Kerja:
1.
Menyusun preparat didalam rak, satu rak
biasanya maksimal ada 50 preparat
2.
Melakukan defarafinasi dengan
mencelupkan preparat tersebut kedalam xilol 1. Dimana ini bertujuan untuk
menghilangkan parafin dimana dilakukan selama 5 menit
3.
Setelah itu, mencelupkan rak preparat
kedalam xilol 2
4.
Kemudian melakukan hidrasi dengan
mencelupka rak preparat tadi yang sebelumnya sudah dicelupkan kedalam xilol 2
ke dalam alkohol absolut selama 5 menit
5.
Mencelupkan ke dalam alkohol 96% selama
5 menit
6.
Mencelupkan ke dalam alkohol 70% selama
5 menit
7.
Mengecek warna preparat sudah merah muda
atau belum
8.
Kemudian rendam ke dalam air yang
mengalir dari dipinggir rak preparat saja jangan ditengah
9.
Mealukakan pewarnaan dengan pertama
mencelupkan rak preparat ke dalam eosin selama 2 menit dimana bertujuan agar
nanti kita dapat melihat sitoplasma didalam mikroskop karena dia berwarna merah
10.
Memasukkan ke dalam air kembali selama 2
menit
11.
Kemudian masukkan rak preparat ke dalam
hematoxilin selama 2 menit kemudian tiriskan dengan cara menggoyang-goyangkan
rak. Dimana bertujuan agar nanti kita dapat melihat Inti sel didalam mikroskop
karena dia berwarna biru
12.
Mengelap rak preparat dengan tissue
13.
Memasukkan rak preparat ke dalam alkohol
70% selama 1 menit
14.
Kemudian memasukkan rak preparat ke
dalam alkohol 96% selama 5 menit
15.
Kemudian memasukkan rak preparat ke
dalam alkohol absolut selama 5 menit
16.
Kemudian memasukkan rak preparat ke
dalam xilol 1 selama 5 menit
17.
Kemudian memasukkan rak preparat ke
dalam xilol 2 selama 5 menit
18.
Setelah itu langsung gelas objek diberi
entelen agar merekat dan tutup dengan cover glass
Rak Preparat Tempat Pewarnaan Memasukkan rak preparat
Mesukkan Preparat ke Xilol 2 Alkohol
Absolut
dalam Xilol 1
Alkohol 96% Alkohol 70% Rendam di air mengalir
H
Eosin Rendam ke dalam air
mengalir lagi Hematoxilin
Alkohol 70% Alkohol 96% Alkohol absolut
Xilol 1
Xilol 2 Preparat yang sudah diwarnai
Pengamatan di mikroskop
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode
parafin adalah salah satu metode dalam pembuataan sediaan untuk jaringan beku.
Metode ini banyak digunakan karena banyak memiliki keuntungan salah satunya
adalah waktu yang diperlukan cukup cepat, dan tidak terlalu rumit, selain itu
sayatan yang diperoleh adalah sayatan serial dan tentunya tipis. Metode ini
dilakukan dengan menggunakan parafin kemudian dibekukan setelah itu baru
dilakukan pemotongan untuk mendaptkan sayatan-sayatan yang tipis dan serial.
Tahapan-tahapannya
antara lain:
1. Fiksasi
2. Dehidrasi
3. Clearing/penjernihan
4. Infiltrasi
5. Embedding/penanaman
6. Pemotongan
7. pewarnaan
0 komentar:
Posting Komentar